TAHBISAN TIGA IMAM DIOSESAN KEUSKUPAN PALANGKA RAYA

Pada tgl 21 Februari 2016, Pk. 08.00-11.30 WIB Keuskupan Palangka Raya menyelenggarakan pentahbisan 3 frater Diakon calon Imam Diosesan Palangka Raya. Mereka adalah Diakon Simon Ludianto, Diakon Constantius Gatot Wibowo dan Diakon Fransiskus Arisetyo. Perayaan  Ekaristi Tabisan tersebut dilaksanakan di gereja Katedral St. Maria Palangka Raya yang dipimpin langsung oleh Duta Besar Vatikan Mgr. Antonio Guido Filipazzi sebagai pentahbis utama dan didampingi oleh Uskup Keuskupan Palangka Raya,  Mgr. AM. Sutrisnaatmaka, MSF sebagai Co-pentahbis. Hadir pula 56 Imam yang berkarya di Keuskupan Palangka Raya, yang baru saja menyelesaikan Pertemuan Pastores serta sejumlah imam tamu yang datang dari luar Kalimantan Tengah. Selain itu, hadir para Suster dan biarawan-biarawati yang berkarya di Keuskupan Palangka Raya. Pada kesempatan ini Dirjen Bimas Katolik serta sejumlah undangan lainnya juga berkenan hadir. Dan tak kalah pentingnya adalah banyak umat Katolik yang tersebar di paroki-paroki di wilayah Keuskupan Palangka Raya juga berkenan hadir untuk menunjukkan dukungan dan perhatian mereka kepada para imam baru tersebut. Adapun Perayaan Ekaristi Tahbisan dimeriahkan oleh Koor gabungan yang berasal dari paroki Katedral St. Maria Palangka Raya dan Paroki Yesus Gembala Baik Palangka Raya.

Perayaan Tahbisan Imam dimulai pada Pk. 08.00 WIB yang diiringi oleh tari-tarian daerah Kalimantan Tengah. Hujan rintik-rintik sudah mulai turun saat petugas liturgi mulai berarak  memasuki gereja. Dan sepanjang misa, hujan turun demikian deras mengguyur kota Palangka Raya, sehingga umat yang berada di tenda-tenda terpaksa “menyelamatkan” diri ke tempat yang lebih nyaman; demikian sampai acara misa berakhir, hujan pun reda. Dalam keyakinan iman, hujan yang turun demikian deras tersebut menandakan bahwa Allah berkenan mencurahkan rahmatNya kepada seluruh umat terlebih kepada para Imam baru.

Dalam kotbahnya, Nuntius mengingatkan para Imam agar bertekun dan mengusahakan perkembangan hidup rohani, sebab identitas seorang Imam terletak pada dimensi rohani yang dimilikinya. Tanpa dimensi rohani yang kuat, sangat mudah seorang Imam menjadi pekerja sosial sama seperti para pekerja sosial lainnya. Mereka sibuk melayani orang miskin, memberi nasihat dan segala macam pendampingan lainnya, tetapi mereka sendiri mengalami kekosongan dalam hal rohani. Dalam situasi seperti itu, dengan sangat mudah seorang Imam jatuh dalam berbagai godaan yang pada akhirnya dapat memudarkan dan bahkan dapat mengaburkan arti hidupnya sebagai seorang Imam. Oleh karena itu, seorang Imam pertama-tama harus menjadi seorang pendoa, rajin berdoa untuk dirinya sendiri dan untuk umat.

Seusai doa penutup, acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Dalam sambutannya Bapa Uskup menyampaikan ucapan terimaksih atas kesediaan Nuntius untuk hadir dan mentahbiskan 3 orang Diakon menjadi Imam. Selanjutnya, Bapa Uskup menyerahkan testimoni ordinationis kepada para Imam baru serta mengumumkan tempat tugas. RD. Fransiskus Arisetyo dan RD. Simon Ludianto akan bertugas sebagai Pastor rekan, masing-masing di paroki St. Theresia, Rungan Manuhing dan paroki St. Klemens, Puruk Cahu; sementara, RD. Constantius Gatot Wibowo akan bertugas sebagai Pastor Rekan di paroki Katedral merangkap Direktur KKM dan KKI Keuskupan. Sementara itu, Nuntius mengingatkan umat agar berdoa bagi panggilan agar semakin banyak anak-anak muda yang tertarik untuk menjadi Imam. “Adalah tugas umat untuk mencari pengganti bagi ke-3 mantan Seminaris yang sudah ditahbiskan ini dengan memasukkan 3 orang muda ke seminari, kalau bisa bahkan lebih dari 3 orang”, imbuh Nuntius. Sebagai catatan, perlu ditambahkan bahwa sejak berdirinya seminari Raja Damai, Keuskupan Palangka Raya, baru menghasilkan “buah” pertama, yaitu P. Ludianto sebagai Imam.

Selesai berkat dari Imam baru dan Nuntius, acara dilanjutkan dengan foto bersama para Imam dengan Nuntius, para Imam dengan Nuntius dan dengan keluarga masing-masing. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan ramah tamah di aula Tjilik Riwut. Acara diisi dengan sambutan-sambutan, baik dari wakil orangtua, panitia, Imam baru dan dilanjutkan dengan makan siang besama sambil menikmati lagu-lagu hiburan dari para artis “lokal”. Para hadirin bertahan sampai akhir acara yang ditutup dengan undian doorprize dengan hadiah utama satu unit kendaraan sepeda motor. Acara berakhir pada Pk. 14. 00 WIB. Sementara Nuntius, setelah santap siang di pastoran Katedral, langsung menuju ke keuskupan bersama Bapa Uskup dan Sekretaris Keuskupan untuk selanjutnya menuju ke bandara. Di bandara, Nuntius “dilepas” oleh Asisten 1 dan 2 Gubernur dan diantar oleh Bapa Uskup serta sejumlah Pastor, Sr dan tokoh-tokoh umat.

Rm. I Ketut Adi Hardana, MSF

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *