Quinquenalle 2019: “Inkulturasi: Pengakaran Iman Dalam budaya Kalimantan”.

Tujuh Imam muda Keuskupan Palangka Raya mengikuti Quinquennale 2019

Bukit Rahmat – Samarinda, Sebanyak 46 imam muda atau Balita (usia tahbisan dibawah 5 tahun) berkumpul di Rumah retret Bukit Rahmat Putak Samarinda dalam rangka temu tahunan yang disebut dengan Quinquennale. Quinquennale tahun ini merupakan pertemuan yang ke 27 yang diselenggarakan  dari tanggal 19 – 26 Agustus 2019. Tema yang diangkat adalah “Inkulturasi: Pengakaran Iman Dalam budaya Kalimantan”. Pertemuan berlangsung selama seminggu berjalan dengan baik dan lancar. Para imam muda cukup antusias mengikuti pertemuan tersebut. Pada Quinquennale 2019 ini peserta dari Keuskupan Palangka Raya berjumlah 7 orang.

Imam muda peserta Quinquennale 2019

Acara dimulai pada hari senin sore, 19 Agustus 2019 yaitu untuk registrasi. Selasa, 20 Agustus acara diawali dengan misa pembukaan dan ibadat pagi. Adapun yang bertanggungjawab untuk tugas liturgi adalah dari Keuskupan Agung Ssamarinda. Seusai ekaristi, para peserta menikmati sarapan pagi di ruang makan terbuka sembari menikmati sejuknya daerah perbukitan Putak yang dikelola oleh para suster MASF. Pukul 08.30 WITA memasuki sesi I yaitu pengantar yang dibawakan oleh RP. Doni Tupen MSF selaku Koordinator Quinquennale.

Setelah pengantar dan beberapa catatan yang perlu diperhatikan para peserta dilanjutkan dengan sesi materi pokok yang mengacu pada tema quinquenalle. Ada dua materi pokok yang dibahas yang diberikan oleh para pembicara untuk menyegarkan kembali semangat pastoral di bumi Kalimantan ini. Dua materi tersebut yaitu Liturgi dan Inkuluturasi yang dibawakan oleh Rm Riston Situmorang OSC dan Upacara adat dalam perspektif Inkulturasi yang dipresentasikan oleh Bapak Simon Devung.

Foto bersama seusai misa penutup di Gereja Katedral Keuskupan Samarinda

Dalam materi pertama Liturgi dan Inkulturasi, para imam balita diajak untuk berliturgi secara benar sesuai dengan rubrik misa. Gerak liturgi yang dipraktikkan oleh seorang imam mendapat catatan penting dan menjadi hal pokok dalam materi ini. Sedang pada materi yang ke dua berkaitan dengan upacara adat dalam perspektif inkulturasi, peserta diajak untuk menggali nilai-nilai dan kearifan budaya lokal serta unsur budaya apa saja yang bisa dimasukkan dalam liturgi. Dinamika pembahasan materi cukup variatif seperti diskusi kelompok per keuskupan yang selanjutnya diplenokan.

Setelah beberapa hari berproses di ruang pertemuan, acara quinquennale ditutup dengan ekaristi bersama di Paroki Katedral Samarinda pada Minggu 25 Agustus 2019. Ekaristi dipimpin oleh Uskup Agung Samarinda, Mgr. Yustinus Harjosusanto MSF. Setelah ekaristi rombongan dari keuskupan Palangka Raya langung pulang menuju Palangka Raya dengan jalan darat yang ditempuh kurang lebih 15 jam.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *