Imam Diosesan Palangka Raya; Menggali Spiritualitas Dalam Retret yang Rekreatif.
Retret dan Rekreasi Imam Diosesan, Medan, 10-17 Oktober 2016.
Para imam diosesan Keuskupan Palangka Raya, setiap dua tahun sekali mengadakan retret tahunan secara bersama-sama. Pada tahun ini, retret di adakan di rumah retret Cinta Alam Medan yang dikelola oleh para suster KSSY. Pelaksanaan retret sengaja memilih tempat di Medan dengan maksud sesudah retret, para imam bisa rekreasi bersama menikmati keindahan alam Sumatera Utara khususnya kawasan wisata danau Toba. Adapun jumlah kami yang ikut retret adalah 16 imam.
Pagi hari pada tanggal 10 Oktober 2016 pukul 05.00 WIB, kami berangkat dari Palangka Raya menuju Medan. Dari Palangka Raya ke Medan, kami transit terlebih dahulu di bandara Soekarno Hatta. Waktu transit kurang lebih 3 jam maka untuk mengisi lamanya jeda waktu, kami berkumpul bersama di sebuah kedai makan “Solaria” yang letaknya tidak jauh dari terminal keberangkatan kami. Di Solaria itu kami berbagi cerita sambil menikmati sarapan pagi, maklum pagi hari belum sempat sarapan. Setelah sarapan secukupnya kami menuju terminal 1A untuk mengikuti flight selanjutnya yakni dengan tujuan ke bandara Kuala Namu Medan. Penerbangan dari Jakarta ke Medan kami tempuh selama 2 jam 15 menit. Beruntung cuaca begitu mendukung sehingga kami dapat menikmati penerbangan dengan gembira. Pukul 12.30 WIB kami mendarat di Kuala Namu.
Kunjungan ke rumah tuna netra dan Novisiat KSSY Medan
Begitu sampai di bandara Kuala Namu, kami telah dijemput oleh 3 suster KSSY yang akan emembawa ke tempat kami retret yang jarak waktu tempuh kurang lebih 2 jam lamanya. Sebelum ke tempat retret, kami mampir terlebih dahulu ke beberapa tempat rumah karya para suster KSSY yakni rumah tuna netra yang bernaung dibawah Yayasan Karya Murni. Kami berjumpa dengan mereka yangsecara fisik kurang beruntung seperti kami karena mereka tidak bisa melihat alias buta. Perjumpaan ini meneguhkan kami serta mengajarkan kami untuk semakin berpihak pada mereka yang kurang beruntung. Setelah kami ngobrol secukupnya kami berkunjung ke rumah pembinaan suster KSSY yaitu Novisiat yang letaknya tidak jauh dari Yayasan Karya Murni. Ada rasa sukacita dan gembira dalam diri kami semua karena bersyukur bahwa masih banyak gadis-gadis yang berani meninggalkan keluarga untuk menanggapi panggilan Tuhan. setelah dari novisiat KSSY kami menuju ke gereja Velangkani Medan yang merupakan karya salah satu Romo Yesuit yang mana arsitektur bangunannya bergaya India. Bangunan gereja yang bertingkat yang dihiasi dengan ornament-ornamen khas India menambah gereja Velangkani begitu indah. Maka tak heran gereja Velangkani juga menjadi salah satu destinasi wisata, bukan hanya umat katolik yang berkunjung tetapi juga umat berkeyakinan lain.
Retret: menggali semangat dan spiritualitas imam diosesan.
Selasa, 11 Oktober 2016 tepatnya pukul 08.00 WIB kami memulai perjalanan retret kami. Retret berlangsung sampai pada tanggal 14 Okt 2016 dengan pendamping Romo Toto, Pr dari Keuskupan Padang akan tetapi beliau berkarya sebagai dosen hukum Gereja di Seminari Tinggi Pematang Siantar. Sepanjang retret kami diajak menggali nilai-nilai spiritualitas imam diosesan maka kami diingatkan bahwa imam diosesan haruslah menjadi imam yang memiliki keserupaan dengan Kristus. Begitu juga dalam hubungannya dengan Uskup Diosesan yang menjadi pemimpin para imam sekalian. Retret seumpama mendayung arah spiritual untuk pergi ke gunung kehidupan untuk menemukan misi di tengah-tengah godaan dan tantangan. Oleh karena itu kami diingatkan akan pentingnya nilai hakiki kesetiaan bahwa sebagai imam kami harus setia akan panggilan kami. Kami diajak untuk meneladan Sang Gembala utama yaitu Yesus Kristus. Kami diajak untuk menghidupi sakramen dan sabda dengan merayakan Ekaristi setiap hari, mengunjungi sakramen maha kudus dan juga kesetiaan dan ketekunan dalam ibadat harian. Retret yang kami ikuti terasa cukup rileks, terbuka kesempatan satu dengan yang lain untuk saling berbagi pengalaman hidup baik dalam suka maupun duka selama berkarya.
Rekreasi ke danau Toba dan sekitarnya.
Selesai retret, kami meneruskan acara kebersamaan yaitu rekreasi bersama. Jumat 14 Oktober kami berkunjung ke daerah Brastagi dan sekitarnya mengunjungi beberapa obyek wisata termasuk juga beberapa paroki dan biara para imam OFM Cap. Tatkala berkunjung ke Paroki dan biara kami disambut dengan penuh persaudaraan. Daerah Brastagi berada di daerah pegunungan yang begitu subur, maka tak heran cuaca cukup dingin. Maka beberapa teman tidak bisa ikut rekreasi bersama di karenakan sakit dan tidak enak badan. Sabtu, 15 Oktober kami dari wisma Cinta Alam Medan menuju ke danau toba yang letaknya di kepulauan Samosir. Perjalanan kami tempuh kurang lebih 4 jam. Dalam perjalanan itu kami sempat singgah ke beberapa pastoran sekedar minum kopi panas sekaligus kunjungan persaudaraan dengan imam-imam OFMCap.
Setelah perjalanan yang cukup melelahkan itu, maka sampailah kami di kawasan wisata nasional danau Toba. Pemadangan alam yang begitu indah membuat kami begitu terpesona akan karya Allah yang luar biasa. Sore hari pukul 15.00 WIB kami tiba di penginapan yang letaknya berada persis dipinggir danau. Kami sempat menikmati air danau toba yang jernih dan segar dengan berenang di kawasan wisata pasir Putih. Pukul 19.00 WIB kami berkunjung paroki St. Fransiskus Paluluran untuk melihat bangunan gereja yang memadukan unsure budaya khas Batak. Kami disambut pastor Paroki dengan ramahnya. Selesai berkunjung ke pastoran kami menuju ke salah satu keluarga suster KSSY untuk menikmati perjamuan makan malam.
Minggu pagi pukul 07.00 WIB kami merayakan ekaristi bersama dipenginapan yang letaknya persis dipinggir danau toba. Maka perayaan ekaristi terasa begitu special karena sepertinya kami bersatu dengan alam. Setelah perayaan ekaristi, kami sarapan dan kemudian melanjutkan perjalanan yakni dengan berkeliling danau toba di kepulauan Samosir. Siang hari pukul 12.30 WIB kami berkunjung ke makam raja Sidabutar yang merupakan raja pertama rakyat Samosir. Setelah itu kami berjalan-jalan untuk membeli oleh-oleh sekedar kaos khas batak. Pukul 13.30 kami menyeberang danau toba dengan naik kapal menuju Parapat. Dari Parapat kami menuju ke Medan yang mana di perjalanan kami sempat singgah ke Seminari Menengah dan Seminari Tinggi Pematang Siantar sekaligus mengantar Romo Toto kembali ke tempat karya. Selamat berpisah Romo Toto, terimakasih atas pendampingannya.
Perjalanan dari Pematang Siantar ke Medan rupanya tidak lancar berhubung karena jalanan cukup padat namun terlebih minibus yang kami tumpangi ditabrak mobil lain dari belakang. Alhasil kami harus turun semua dan berdebat dengan sopir yang menabrak mobil kami. Beruntung peristiwa tersebut tidak keras. Setelah urusan selesai kami melanjutkan perjalanan hingga tengah malam kami baru tiba di Medan yakni tempat penginapan kami di Yayasan Panti Jompo Karya Kasih Medan. pagi hari pukul 08.00 WIB kami diantar ke stasiun untuk menuju ke Bandara yang seterusnya kami kembali ke Palangka Raya.