Indonesian Youth Day 2016 Manado: “OMK Sukacita Injil di tengah Masyarakat Majemuk”

Indonesian Youth Day 2016 di Manado: “OMK Sukacita Injil di Tengah Masyarakat Majemuk”.

Di penghujung bulan September 2016 sebanyak 58 orang muda yakni 52 OMK dan 6 Pastor mengikuti pembekalan ke 3 di Wisma Unio Palangka Raya. Ke 58 orang tersebut merupakan perwakilan OMK dan pastor moderator kepemudaan yang berasal dari paroki dan dekenat se- Keuskupan Palangka Raya. Pembekalan ini sekaligus juga menjadi persiapan terakhir OMK Keuskupan Palangka Raya untuk mengikuti temu akbar Orang Muda Katolik se- Indonesia (IYD) di Manado. Pembekalan IYD diisi dengan beberapa kegiatan khususnya pengolahan hidup rohani dan penataan batin. Hal ini dimaksudkan supaya peserta sungguh mantap dan siap untuk mengikuti temu akbar OMK se Indonesia apapun kegiatan dan resikonya termasuk tugas perutusan yang akan diemban setelah pelaksanaan IYD 2016 berlangsung. Maka sehari sebelum keberangkatan semua peserta mengikuti Perayaan Ekaristi perutusan yang dipimpin oleh Uskup Keuskupan Palangka Raya, Mgr. Aloysius Sutrisnaatmaka, MSF.

Dini hari pukul 02.00 WIB peserta yang menginap di Wisma Unio telah bangun dan bersiap-siap untuk berangkat. Setelah sarapan seperlunya pukul 04.00 WIB, Kontingen OMK Keuskupan Palangka Raya menuju ke bandara Tjilik Riwut. iyd12016Berhubung tidak ada penerbangan langsung dari Palangka Raya-Manado, maka rombongan harus transit terlebih dahulu di bandara Juanda Surabaya baru kemudian menuju ke Sam Ratulangi Manado. Beruntung transit tidak memakan waktu yang lama, hanya 30 menit saja untuk pindah pesawat. Kami rombongan atau Kontingen tiba di bandara Sam Ratulangi Manado pukul 11.00 WITA. Begitu sampai di ruang kedatangan, kami di sambut dengan begitu meriah dan begitu ramah oleh PIC dan panitia lokal yakni OMK Paroki Raja Damai Tikala, Manado. Kemeriahan itu tampak nyata sekali ketika di ruang lobby, kami rombongan dan OMK Paroki Raja Damai Manado bersatu hati dengan menyanyikan theme song IYD 2016. Keakraban dan kebersamaan kami terasa begitu kental meskipun sebelumnya belum pernah bertemu. Rupanya semboyan “Samua Torang Basudara” (semua orang bersaudara) yang menjadi ikon masyarakat Provinsi Sulawesi Utara sungguh hidup dan menjadi jiwa dan semangat mereka ketika menyambut para pendatang.

Kegiatan Live-in (1-4 Oktober 2016)

Setelah upacara penyambutan welcome di bandara, kami langsung menuju ke gereja Paroki Raja Damai. Begitu sampai di depan Gereja Paroki, kami serombongan disambut dengan upacara penerimaan tamu menurut tradisi dan adat istiadat setempat yaitu disambut dengan tarian perang yang merupakan tarian khas Sulawesi Utara. Layaknya di daerah Kalimantan Tengah, setelah tarian penerimaan tamu selesai kami diantar menuju depan pastoran untuk makan siang bersama dilanjutkan dengan acara ramah tamah. Pastor paroki, Dewan paroki serta perwakilan umat dari masing-masing lingkungan dan stasi telah hadir dan makan bersama kami. Setelah kurang lebih 3 jam acara penyambutan, makan bersama dan ramah tamah akhirnya kami harus berpisah untuk beberapa hari lamanya. Kami masing-masing peserta telah dijemput oleh orang tua angkat untuk tinggal bersama mereka alam kegiatan live-in sebagaimana telah diatur oleh panitia pusat dan panitia lokal. Dalam live ini, kami mengikuti irama kehidupan keluarga di mana kami tinggal. Kami umumnya, diterima dengan penuh sukacita dan kegembiraan bahkan kami telah dianggap sebagai anak dan saudara sendiri. Hal ini dirasakan tidak hanya kami, kontingen yang berasal dari Keuskupan Palangka Raya. Kontingen dari keuskupan-keuskupan lainpun juga menjalankan dan merasakan hal yang sama sebagaimana kami alami.

Kegiatan Defile (Pawai): Lapangan KONI menuju Stadion Klabat Manado ( 4 Okt 2016).

Tiga hari lamanya kiyd32016ami live-in, dan akhirnya kami bertemu kembali di pusat paroki untuk mengikuti  kegiatan selanjutnya. Pukul 13.00 WITA kami serombongan dengan dikawal OMK Rex Pacis Tikala kami menuju gedung KONI yang menjadi tempat awal mula berlangsungnya acara IYD 2016. Di gelanggang olah raga gedung KONI yang letaknya di pusat kota Manado, kami para peserta yang berasal dari sekuruh keuskupan yang ada di Indonesia, di tambah satu kontingen dari keuskupan Kinabalu Malaysia, berkumpul bersama untuk mengikuti Defile atau pawai. Acara berlangsung dengan begitu meriahnya. Lapangan sepakbola KONI begitu padat dengan lautan manusia karena tidak hanya para peserta IYD saja yang berkumpul disitu melainkan umat Katolik sekeuskupan Manado juga turut hadir memeriahkan acara pembukaan IYD. Acara dibuka secara resmi oleh Gubernur dan walikota, Uskup Manado dan jajaran pemerintahan kota Manado. Akhirnya kami berarak dan mengikuti pawai menyusuri jalan raya pusat kota Manado menuju Stadion Klabat yang menjadi titik akhir pawai kami. Hal yang mengesankan adalah di sepanjang jalan yang jaraknya hampir 3km, di kanan-kiri jalan berdiri begitu banyak orang yang merupakan masyarakat Manado. Dalam pawai akbar tersebut juga diikuti dengan kelompok marching band dari sekolah-sekolah Katolik yang ada di provinsi Sulawesi Utara.

Defile berakhir di Stadion Klabat pada pukul 18.30 WITA dan setelahnya kami mengikuti Perayaan Ekaristi Pembuka IYD 2016. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Uskup Joseph Suwatan, Uskup Keuskupan Manado sebagai selebran utama dan juga 19 Uskup termasuk duta besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Antonio Guido Filipazzi. Perarakan pembukaan Perayaan Ekaristi begitu panjang karena diikuti juga para imam perwakilan kontingen yang turut hadir dalam IYD tersebut. Perayaan Ekaristi diikuti kurang lebih 18 ribu umat katolik. Mereka duduk di tribun stadion dan di lapangan sepakbola. Kegiatan pembukaan berakhir pukul 23.00 WITA dan kami harus menuju ke penginapan yang jaraknya kurang lebih 15 km.

Venue utama; Wisma Lorenzo Pineleng (4-6 Oktober 2016)

Setelah dari stadion dengan dijemput oleh ratusan bus dan minibus kami tiba di penginapan yang juga satu komplek dengan venue utama. Untuk tempat penginapan yakni bagi para peserta atau kontingen tidaklah terpusat pada satu tempat melainkan terbagi dalam beberapa tempat. Ada yang di Seminari, ada yang di Wisma Lorenzo, di Biara Suster, Biara MSC, novisiat MSC dan lainnya. Total peserta IYD aadalah 2753 orang.

Titik kumpul para peserta IYD 2016 adalah di gedung Amphiteater Lorenzo yang berkapasitas 3000 ribu orang. Di gedung amphiteater inilah, kami bersatu meluapkan kegembiraan, keakraban, dan sukacita sebagai Orang Muda Katolik se Indonesia. Kami bersatu dalam iman dan pengharapan dan siap untuk menerima tugas perutusan dalam mewartakan sukacita Injil  ke tengah-tengah masyarakat. Acara demi acara kami ikuti, seperti talkshow dan katekese serta malam budaya dari masing-masing region gerejawi. Temu akbar IYD 2016 berakhir pada tanggal 7 Oktober dinihari pukul 02.30 WITA.

Sayonara (7 Oktober 2016): kembali ke orang tua angkat.

Setelah acara selesai kami istirahat secukupnya sebelum kami kembali ke keluarga angkat kami. Pukul 08. 00 WITA kami masing-masing dijemput oleh orang tua angkat untuk pulang ke rumah karena masih ada beberapa acara yang telah disusun oleh panitia lokal. Tanggal 7 oktober masing-masing peserta dipersilahkan dan diberi kebebsan untuk bercengkerama dengan anggota keluarga angkat. Dan pada tanggal 8 Oktober kami semua berkumpul kembali untuk rekreasi bersama yaitu OMK Keuskupan Palangka Raya dan OMK Rex Pacis manado ke tempat ziarah dan doa Tomohon. Sehari penuh kami jalan-jalan dan rekreasi bersama.

Malam Keakraban sekaligus malam perpisahan

Setelah rekreasi bersama, OMK Rex Pacis atau panitia lokal ternyata telah menyiapkan kejutan bagi kami. Meski secara fisik kami sangat kelelahan dan kecapekan namun rupanya semangat untuk tetap bertahan dalam kebersamaan tetap ada dalam diri kami. Pukul 23.00 WITA kami mulai acara kebersamaan sebagai hari terakhir di mana esoknya kami akan berpisah. Makan malam bersama, bakar jagung, joget bersama dan bernyanyi bersama semakin menambah keakraban di antara kami. Acara perpisahan dengan panitia lokal berakhir dini hari yatu pada pukul 03.00 WITA. Bisa dibayangkan bagaimana rasa kantuk, capek dan lelah menghantui kami. Jam 04.00 WITA kami menuju ke bandara Sam Ratulangi untuk kembali ke Palangka Raya dan syukur perjalanan kami lancar hingga tiba di Palangka raya dalam keadaan sehat dan selamat. Banyak kenangan yang kami peroleh selama mengikuti IYD 2016 ini. Dan kami berikrar untuk bahwa kami siap untuk diutus mewartakan Sukacita Injil bagi sesama.  (RD. Constantius Gatot Wibowo).

 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *