Rekoleksi Kelas XII SMA Katolik Taruna Jaya Sampit
Kamis, tanggal 5 Februari pukul 17.00 WIB koordinator KOMKEP (Romo Andre) dan team (Dedi, David, Yulianus, Reny) berangkat menuju Sampit untuk menjadi pemateri dan mengisi ice breaking pada rekoleksi anak kelas XII SMA Katolik Taruna Jaya Sampit. Rekoleksi tersebut adalah kegiatan yang dilakukan rutin setiap tahun oleh SMA Taruna Jaya untuk menjadi bekal bagi anak-anak kelas XII sebelum menghadapi Ujian Nasional.
Pembukaan rekoleksi dimulai pada tanggal 6 Februari pukul 07.00 WIB, diawali dengan Misa yang dipimpin oleh Romo Andre dan misa diikuti oleh guru-guru, anak-anak kelas XII, OSIS, dan team KOMKEP. Setelah misa selesai, dilanjutkan dengan memulai sesi I yang diisi oleh Kepala Sekolah SMA Taruna Jaya itu sendiri. Kepala Sekolah memberikan materi tentang ujian dan bagaimana siswa-siswinya memilih jurusan yang tepat setelah lulus SMA nantinya. Setelah selesai mengikuti materi sesi I para siswa diberi waktu sekitar 15 menit untuk istirahat dan menikmati snack.
Mengenal Orang Muda dan Kelebihannya
Pukul 10.00 WIB, Siswa – Siswi melanjutkan sesi II yang isi oleh Romo Andre dengan materi “MENGENAL ORANG MUDA DAN KELEBIHANNYA”. Romo Andre mengajak seluruh siswa-siswi peserta rekoleksi untuk menulis ciri-ciri orang muda dan nilai lebih orang muda menurut para siswa – siswi. Setelah selesai menulis, Romo meminta beberapa dari para siswa – siswi untuk membacakan apa yang telah ditulis. Kesimpulan yang didapat yaitu: Orang muda yang harus memiliki nilai lebih, mau berbagi dan bekerja sama dengan orang lain. Setelah selesai sesi II, para siswa diberi waktu istirahat sekitar 3 jam. para siswa – siswi menggunakan waktu tersebut untuk makan siang, mandi, dan beristrahat.
Mengenali Diri
Pada pukul 16.00 WIB Para Siswa – Siswi kembali berkumpul diaula untuk melanjutkan sesi III dengan materi “MENGENAL DIRI LANGKAH PERTAMA MEMBANGUN MASA DEPAN” melalui sesi ini para siswa coba diajak untuk mengerti bahwa pada masa muda yang biasanya penuh gejolak karena terjadi perubahan-perubahan dalam tubuh yang sangat berpengaruh pada mental para remaja. Hal inilah yang kadang dapat menyebabkan remaja menjadi cenderung keras kepala, gelisah, labil, dan gampang marah. Namun, di sisi lain, para siswa – siswi juga akan merasa lebih kuat, pintar, dan bisa mengerjakan segala sesuatu dengan kemampuan sendiri, bahkan yang mustahil sekalipun. Kemampuan inilah yang kadang-kadang, jika tidak ditata dengan baik, dapat menghasilkan ledakan emosi. Sebaliknya, andai kemampuan ini ditata dengan baik bisa menjadikannya pribadi yang matang dan siap meghadapi masa depan.
Afirmasi diri
Pagi hari sabtu tanggal 7 Februari 2015 setelah makan pagi hari kedua, setelah para siswa disadarkan akan kelemahan dan kekuatan orang muda, para siswa kemudian diajak untuk mengafirmasi diri. Tujuan dari mengafirmasi diri adalah para siswa diajak untuk mengulang-ulang sebuah pernyataan yang menjadi tekad (cita-cita), dari hari ke hari, sampai pernyataan itu tertanam dengan benar dalam pikiran para siswa -siswi. Bila hal ini terjadi maka pikiran bawah sadar akan merasakan perbedaan antara apa yang seolah-olah ‘nyata’ dengan dunia luar kita yang nyata. Hal ini penting terutama bagi para murid yang akan menghadapi ujian Nasional dan Sekolah, Para Siswa – Siswi diajak untuk mengafirmasi diri tidak hanya agar tetap percaya diri saat menghadapi soal – soal ujian tetapi juga dalam setiap langkah para siswa – siswi menggapai cita – citanya kedepan terutama saat menghadapi masalah dalam mengejar cita-cita.
Langkah konkrit
Pada tahap terakhir ini para siswa kemudian diminta menuliskan satu langkah kongkrit yang sederhana, jelas, punya parameter yang jelas, setia dilaksanakan, memiliki daya ubah. Tujuannya agar para siswa memperhatikan hal-hal kecil yang menjadi dasar dalam mengejar cita- cita yang besar yang mungkin saja masih menjadi angan-angan, gambaran besar dan sulit dijangkau. Melalui langkah kongkrit yang sudah dibuat inilah kita belajar setia dengan proses sehingga tercapai cita-cita yang sudah dibangun. Misalnya ada yang bercita – cita menjadi menjadi Chef yang handal membuat langkah kongkrit sederhana yaitu jika pada hari minggu akan belajar memasak sendiri pada sore hari.
Rekoleksi kemudian ditutup dengan Misa penutup, yang mana Romo Andre berpesan melalui perumpamaan bahwa setiap orang yang diutus ke dunia wajib mengisi botol-botol kehidupan yang telah Tuhan titipkan. Karena apapun bentuknya, maupun besar – kecilnya bentuk botol tersebut, itulah hidup kita yang harus diisi sesuai kapasitas yang Tuhan sudah berikan dan wajib kita syukuri karena Tuhan sendirilah yang sudah memberikan secara cuma – cuma bagi kita semua.
Bagaimana? Sudah siap membuat rencana dalam mengejar cita-cita?
“Setialah dalam langka-langkah kecil maka cita-citamu yang besar akan tercapai.
Selamat mengejar cita-cita!
Oleh: Yulianus Putra Barsel.