DALAM SUKA CITA INJIL: KELUAR DAN TEMUKAN OMK YANG HILANG

Rapat Pleno KOMISI KEPEMUDAAN KWI

Oleh : RP. Andreas Tri Adi Kurniawan, MSF

Rapat Mgrjhonphilippleno Komisi Kepemudaan tahun 2015 mengambil tema : DALAM SUKA CITA INJIL:  KELUAR DAN TEMUKAN OMK YANG HILANG. Rapat pleno KOMKEP KWI Ddilaksanakan di Rumah Doa Guadalupe, Duren Sawit, Jakarta Timur, dari tanggal  3-6 Maret 2015 yang dihadiri oleh 50 wakil pengurus Komisi Kepemudaan masing-masing keuskupan dan pengurus harian Komisi Kepemudaan KWI. Rapat Pleno ini dibuka dengan misa  pembukaan yang dipimpin oleh Mgr John Philip Saklil. Dalam kotbahnya beliau menekankan tiga hal :

  1. Hendaknya para pendamping OMK tidak hanya mengajar dan menjadi guru bagi orang muda tetapi juga berani belajar dari orang muda. Tidak hanya menjadikan orang muda sebagai objek tetapi juga sebagai pribadi subjek yang memiliki pengetahuan, pengalaman, visi dan misi hidup.
  2. Mengajak pendamping OMK untuk menjadi fasilitator yang berarti memberi dan mengajak orang muda untuk menemukan dan merebut kesempatan supaya berkembang secra optimal dan integral.
  3. Mengingatkan kepada kita semua bahwa bagaimanapun juga orang muda katolik adalah wajah masa depan Gereja.

Setelah misa dan makan malam rapat diteruskan dengan rekoleksi yang dipimpin oleh RD. Haryanto , moderator Komisi KepemudaaOMKKWIn KWI. Kami diajak untuk membaca buku Sahabat Sepeziarahan, sebagai buku pedoman pendampingan OMK. Pertama-tama disadarkan bahwa banyak kekayaan yang dapat digali dan ditemukan dalam Gereja Katolik. Kita mempunyai tugas untuk meneruskan dan mewariskannya. Namun dalam kehidupan menggereja, dalam tugas perutusan tersebut ditemukan banyak OMK yang “hilang”. Hilang berarti : MUNDUR, TIDAK KELIHATAN-Anonim, masih lebih banyak orang muda katolik yang lain yang ada di sekitar kita, TIDAK DIKENANG, TIDAK DIINGAT, tetapi kegigihannya menyelamatkan. Banyak orang yang tidak diharapkan tetapi ternyata dapat melakukan hal-hal yang tidak pernah dibayangkan. Dan  hilang dalam arti LENYAP.

Kita memang harus benar-benar dengan serius mengenal orang muda jaman ini. Mengapa? karena pembicaraan-pembicaraan kita di ranah domestik, pendampingan cenderung dan tidak didasari dipengaruhi oleh penilaian atau bahkan pengadilan terhadap orang muda itu sendiri. Orang muda memiliki dunianya sendiri, kegelisahannya sendiri dan dinamika orang muda katolik pasti akan menemukan jalannya. Lalu bagaimana kita mendampingi? Harus disadarkan bahwa bagaimanapun juga orang muda belum memiliki pengalaman sebagaimana orang dewasa, tetapi perlu diingat bahwa itu hanya soal waktu bukan berati orang muda “miskin” penemuan nilai, karena ia tengah berada dalam lintasan sosial dan keluarga.

Rekoleksi ke 2 kami dibagi dalam kelompok dan mendiskusikan dua pertanyaan ini : satu, bagaimana pengalaman pendampingan OMK selama ini (program, keberhasilan dan tantangan) dan yang ke dua adalah : apa peluang-peluang yang bisa temukan dari keuskupanku dan tentunya menarik serta ditindak lanjuti.

Pertemuan selanjutnya diisi dengaIMG_20150306_104214n informasi seputar  World Youth Day yang akan diselenggarakan pada tanggal 25-31 Juli 2016 di Krakow, Polandia. Diharapkan dalam WYD semua peserta mengalami sendiri kekuatan baru orang muda katolik. Selain itu disosialisasikan juga Indonesian Youth Day (IYD) II 2016 oleh RD. John. IYD akan diselenggarakan pada tanggal  1-6 Oktober 2016 di Keuskupan Manado : wisma Lorenzo Lota, Minahasa (venue utama) dengan tema : OMK Evangelii Gaudium, Suka cita Injil di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. Tempat live in peserta di kevikepan-kevikepan terdekat  : Kevikepan Tonsea, Manado, Tomohon, Tombuluk, Tondano, dan Stella Maris

Peserta datang dalam keadaan siap berkontribusi, kualitas kehadiran. Maka perlu digagas pentingnya persiapan IYD, Pra IYD. Adapun beberapa kegiatan pra IYD 2016 :

  1. Kegiatan Panitia, Juli 2015. Pertemuan berkala OMK se Keuskupan Manado. Prosesi Salib dan Novena.
  2. Lomba Theme Song untuk seluruh OMK Indonesia
  3. April 2015. Akan dibuka pendaftaran lomba. Januari 2016 hasil sudah diharapkan
  4. Keuskupan : Partisipasi dalam lomba penciptaan theme song, rekruitmen kader-kader, dan lomba-lomba kreatifitas.
  5. Dibuka dengan kegiatan live in :
  6. Hari I-III : live in di kevikepan-kevikepan
  7. Hari IV : Pembukaan : Peserta akan dibagi dalam dua arah selatan dan utara. Pawai pembukaan.
  8. Hari IV-V : sore Kumpul di Lota, diharapkan Paus hadir.
  9. Tema workshop :

OMK adalah suka cita injil dalam Gereja yang Kudus, Katolik dan Apostolik.

OMK adalah suka cita injil di tengah Keberagaman agama

OMK adalah suka cita injil di tengah Keberagaman suku dan budaya

OMK adalah suka cita injil di tengah Persaingan ekonomi

OMK adalah suka cita injil di tengah ketidakadilan dan kerusakan lingkungan hidup

OMK adalah suka cita injil di tengah kelompok rentan

  1. Maksimal 100 peserta per keuskupan.
  2. Ada beberapa kelompok yang mempengaruhi IYD : kelompok sungguh-sungguh, kelompok penonton, kelompok yang punya uang dan kelompok pendamping. Tujuannya-sasaran dan penekannannya : Katekese dan sasarannya para penggerak, maka diharapkan disiapkan peserta sungguh-sungguh melalui seleksi yang sungguh-sungguh…

Kemudian acara disusul dengan Sosialisasi Asian Youth Day (AYD) 2017 yang akan diselenggarakan di Keuskupan Agung Semarang pada tanggal  7-14 Agustus 2017 tepatnya di kota Yogyakarta dan sekitarnya dengan tema : ASIAN YOUTH : Gospel’s joy in multuculturalistic religion. Sejauh ini sudah mulai dipersiapkan dengan berbagai macam pertemuan dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Di tengah-tengah rapat pleno kami dikuatkan dengan sesi untuk hidup dalam kesadaran. Sesi ini menarik karena disertai dengan contoh dan cara-cara bagaimana kita dapat mengubah mind set kita yang selama ini kita yakini dengan teguh tetapi ternyata kebenarannya masih dapat dipertanyakan. Selain itu kami juga diajak untuk mencermati kaitan kemandirian finansial dengan pendampingan OMK. Bagaimana dihidupkan kerjasama antara Komkep dan PSE untuk menemukan metodologi pastoral yang membantu OMK menemukan dan mengembangkan jati dirinya di segala bidang, bukan sekedar menemukan modul atau proyek yang tidak memiliki daya ubah, daya cipta, daya hidup khas OMK.

Para peserta juga diajak untuk mencermati Undang-Undang Desa terbaru dalam kaitan pemetaan kekuatan OMK dan menciptakan peluang dari undang-undang tersebut terutama dalam kaitan pemanfaatan anggaran dari pemerintah. Acara terakhir adalah serba-serbi dari KOMKEP KWI yang diisi dengan : pembacaan data laporan tahunan masing-masing Komkep Keuskupan, koreksi buku Sahabat  Sepeziarahan dan usulan-usulan ke depan untuk KOMKEP KWI, seluruh rangkaian rapat pleno KWI ditutup dengan perayaan Ekaristi.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *