TAHBISAN DIAKON Fr. FRANSISCUS ARISETYO, Pr DAN FR. SIMON LUDIANTO, Pr

TAHBISAN DIAKON FRANSISCUS ARISETYO, PR DAN FR. SIMON LUDIANTO

Pada hari Selasa, 1 September 2015 bertempat di Gereja Katolik Yesus Gembala Baik Palangkaraya dilangsungkan Misa Tahbisan Diakon dua orang Frater yaitu Fr. Fransiscus Arisetyo yang berasal dari Paroki Santa Maria dari Lourdes, Promasan, Keuskupan Agung Semarang dan Fr. Simon Ludianto berasal dari Paroki Santo Paulus Buntok, Keuskupan Palangkaraya. Keduanya merupakan calon Imam Diosesan Keuskupan Palangkaraya.

Misa dimulai pukul 17.00 WIB dipimpin langsung oleh Mgr. AM. Sutrisnaatmaka, MSF. Misa berlangsung khidmat dan juga meriah diiringi koor dari mahasiswa/i STIPAS dan misdinar dari siswa Seminari Menengah Raja Damai. Saat khotbah, monsinyur menyampaikan renungan mengenai apa itu diakon dan pelayanan pastoralnya. Diakon berasal dari bahasa Latin diakonos yang berarti pelayan. Istilah diakon dihubungkan beliau dengan istilah Jawa yaitu dikongkon yang berarti disuruh (dikongkon-kongkon = disuruh-suruh). Istilah tersebut memang sesuai dengan tema bacaan yaitu tentang pelayanan. Seorang diakon adalah seorang pelayan yang hendaknya rela melayani Tuhan dan sesamanya. Seorang diakon memang harus rela “dikongkon-kongkon/disuruh-suruh” dalam melayani dan mewartakan Sabda Tuhan.

Menurut hukum gereja, seorang diakon melayani dua sakramen yaitu Sakramen Perkawinan dan Sakramen Baptis. Juga seorang diakon bertugas melayani altar, membaca Injil bahkan berkhotbah bila dibutuhkan, serta melakukan pelayanan lainnya. Seorang diakon akan diberikan sebuah Surat Pernyataan Tahbisan Diakon (Testimonium Ordinationis Diaconati). Surat pernyataan tersebut berisi keterangan bahwa frater yang bersangkutan telah ditahbiskan menjadi diakon sesuai dengan Hukum Kanonik dan Tatacara Liturgi Tahbisan Diakon Gereja Katolik. Menurut monsinyur, sebuah surat pernyataan dalam bentuk kertas tersebut dapat saja robek, basah terkena air bahkan hancur. Namun status dan semangat pelayanan seorang diakon diharapkan tidak pernah berubah dan luntur.

Pada bagian pengumuman, monsinyur memberikan Surat Pernyataan Tahbisan Diakon (Testimonium Ordinationis Diaconati) serta mengumumkan tempat tugas kedua diakon tertahbis. Diakon Fransiscus Arisetyo, Pr menjalani tahun diakonat di Seminari Menengah Raja Damai Palangkaraya dan Diakon Simon Ludianto, Pr menjalani tahun diakonat di Paroki Santa Maria de la Salette, Muara Teweh. Setelah Misa, dilanjutkan dengan acara ramah-tamah di aula Keuskupan Palangkaraya bersama keluarga diakon, para undangan dan umat. Umat Keuskupan Palangkaraya patut berbangga karena salah-satu diakon, yaitu  Diakon Simon Ludianto, Pr adalah lulusan pertama dari Seminari Menengah Raja Damai yang ditahbiskan menjadi diakon dan sebentar lagi akan ditahbiskan menjadi imam. Mohon doa dari seluruh umat Keuskupan Palangkaraya bagi kedua diakon tertahbis. Semoga semakin banyak orang muda Katolik Keuskupan Palangkaraya yang terpanggil menjadi imam.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *