SEKOLAH DEMOKRASI ORANG MUDA KATOLIK KEUSKUPAN PALANGKA RAYA

“Demokratisasi Indonesia melalui Pemilukada”

WISMA UNIO, 25-27 SEPTEMBER 2015

Jumat, 25 September 2015

Kegiatan ini diselenggarakan dalam kerja sama dengan Komisi Kepemudaan KWI. Peserta terdiri dari tim komisi kepesekolah-demokrasi2mudaan keuskupan Palangka Raya dan wakil OMK dari paroki-paroki. Masing-masing dari paroki diharap mengirimkan maksimal 2 wakil, namun karena beberapa alasan tidak semua paroki mengirimkan wakilnya dan ada juga yang membatalkan. Jumlah total peserta dari perwakilan paroki ada 31 orang sedangkan dari tim komkep keuskupan Palangka Raya berjumlah 9 orang ditambah 3 fasilitator dan 2 pastor moderator. Acara dibuka dengan regristasi pada hari Jumat jam 16.00 dan secara resmi dibuka dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh koordinator komisi kepemudaan keuskupan Palangka Raya, RP Andreas Tri Adi Kurniawan, MSF didampingi oleh sekretaris eksekutif komisi kepemudaan KWI, RD. Antonius Haryanto, moderator Orang Muda Katolik dekenat Palangka Raya, RD Silfinus Linggi dan RD Penta. Dalam kotbahnya RD, Andre menekankan tentang bagaimana OMK harus menghidupi dan mengaktualisasikan identitas dirinya di dunia jaman ini. Ditekankan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu wujud untuk mengaktualisasikan diri sebagai Orang Muda Katolik dalam konteks kehidupan berbangsa. RP, Andre menekankan juga bahwa proses ini sebagai proses pembelajaran bersama untuk menemukan nilai dan menularkannya kepada Orang Muda Katolik yang lain.

Setelah makan malam acara dilanjutkan dengan perkenalan, bina suasana, kontrak belajar dan tujuan kegiatan. Dalam sesi perkenalan saudari Ellen mengajak kami untuk menyanyi, memanaskan suasana. Perkenalan dilanjutkan oleh mbak Desiana Samosir (parlemen watch) yang mengajak kami untuk memperkenalkan diri dengan menyebutkan identitas, apa yang membanggakan sebagai OMK, kapasitas apa yang diperlukan oleh OMK, motto dan gambaran/citra diri.

Sesi II, Teknik Fasilitasi.

Dalam sesi ini seluruh peserta diajak untuk membedakan pemahaman antara fasilitator dengan nara sumber dan diajak untuk menemukan teknik-teknik sebagai seorang fasilitator. Kemudian dilanjutkan dengan simulasi sederhana dari para peserta. Beberapa dari mereka diminta untuk mempraktekkan bagaimana cara memfasilitasi kegiatan dengan tema tertentu dan dengan menggunakan teknik-teknik tertentu.

Kegiatan hari ini diakhiri dengan doa malam singkat.

Sabtu, 26 September 2015

Sesi III  Gereja dan Demokratisasi Indonesia : yang Muda yang Berdaya

Kegiatan hari ini diawali dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh RD Penta. Dalam kotbahnya beliau menekankan tentang pentingnya kepekaan terhadap lingkungan sekitar supaya kita bisa mengambil tindakan yang tepat. Kita juga diharapkan untuk “menyeimbangan” antara kehendak kita dan kehendak Allah. Begitupula kita sebagai Orang Muda Katolik, diharapkan memandang masa depan dalam kepekaan dan dalam terang kehendak Allah.

Setelah sarapan acara dilanjutkan dengan review kegiatan kemarin, yang dipandu oleh mbak Desiana Samosir. RD, Haryanto mengawali sesi ini dengan mengajak para peserta untuk mengenali perasaan memulai hari ini dan mengenali suasana hati sebagai orang katolik. Sesi dilanjutkan dengan pengenalan perasaan dan apa penyebabnya berkaitan dengan Gereja Katolik. Romo Har juga mengingatkan kembali pemahaman tentang arti Gereja dan tugas perutusan Gereja di tengah dunia : imam, raja dan nabi yang diwujudkan dalam bidang koinonia, kerygma, liturgia, diakonia dan martyria. Iman harus diwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, berbangsa dan bernegara. Orang Muda Katolik karena rahmat baptisan juga diajak untuk melanjutkan tugas pewartaan suka cita Injil dengan cara dan tingkatan masing-masing. Tindakan dan pemahaman ini didasarkan pada hidup, ajaran dan karya Yesus.

Sesi IV Tugas Perubahan Orang Muda katolik : Yang Muda Yang Berkarya

Berangkat dari mimpi-mimpi, dalam sesi ini romo Har mengajak peserta untuk meletakkan mimpi sebagai tujuan hidup kita. Ada delapan mimpi yang muncul dalam proses sesi ini. Peserta dibagi dalam 8 kelompok untuk menuangkan ide-ide konkret berkaitan dengan mimpi-mimpi Orang Muda katolik. Setelah mereka diskusi, per kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan kemudian ditanggapi oleh peserta yang lain. Intinya adalah bahwa orang muda harus berani bermimpi dan mewujudkan mimpi-mimpinya melalui hal-hal yang sederhana, kreatif dan memberdayakan.

Sesi V. Sistem politik Indonesia

Bangunan politik macam apa di Indonesia ini? Pertanyaan inilah yang ingin dijawab dalam sesi kali ini. Sesi ini difasilitasi oleh mas Billy, staff ahli DPR RI komisi III.  Melalui film pendek peserta diajak untuk melihat sejarah singkat perpolitikan di Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan tentang situasi politik Indonesia saat ini. Gereja mau apa? Gereja jangan ketinggalan perahu, berani mengambil momentum dan menciptakan bonum comunae.

Caranya, melalui pendidikan dan belajar kritis mengawal kebijakan-kebijakan publik.

Sesi VI. Diskusi Kelompok

Peserta dibagi dalam empat kelompok dan masing-masing kelompok diberi tugas untuk membaca Undang-undang Pemilu di Indonesia yang dibagi dalam empat tema :

  1. Aktor-aktor pemilu
  2. Tahapan-tahapan pemilu
  3. Kampanye dan peraturannya
  4. Badan-badan Pemantau Pemilu

Hasil diskusi kemudian dipresentasikan per kelompok dan langsung ditanggapi oleh peserta yang lain. Di akhir diskusi kelompok, fasilitator mengajak seluruh peserta untuk berpikir dan bertindak cerdas menghadapi pemilukada. Peserta juga diajarkan bagaimana cara mengecek apakah sudah terdaftar sebagai Daftar Pemilih Tetap melalui website resmi KPU. Selain itu peserta juga diajak untuk melihat secara kritis calon pemimpin daerah dari track recordnya, visi dan misinya, concern dan cara-cara berkampanye…

Sesi VII. Pemetaan dan Analisa Daerah

Peserta diberi waktu kurang lebih 2 jam untuk istirahat dan makan malam. Kemudian dalam sesi ini, mas Billy menerangkan tentang situasi historis seputar pemilu di Indonesia dan bagaimana kita seharusnya mengambil posisi baik sebelum maupun setelah pemilukada (realisasi janji-janji kampanye, hasil-hasil undang-undang). Secara teknis peserta juga diberi pemaparan berkaitan dengan hal-hal praktis seputar berpartisipasi aktif dalam pemilu.

Sesi VIII. Kampanye Penggalangan Dukungan Publik

Materi sesi ini berkisar tentang syarat-syarat kampanye, apa itu black campaign, media apa saja yang bisa digunakan untuk berkampanye, dan bagaimana tahapan-tahapan dengan berkampanye yang efektif menggunakan isu-isu tertentu dan psikologi massa. Penyampaian materi menjadi menarik karena dilengkapi dengan film-film pendek seputar tema tersebut.

Sesi IX. Pemantauan Pilkada

Secara singkat dalam sesi ini mas Billy menerangkan sejarah munculnya lembaga pemantau pemilu resmi maupun lembaga-lembaga pemilu independen. Diterangkan pula syarat-syarat untuk mendirikan lembaga pemantau pemilu independen. Di sela-sela penjelasan tersebut, fasilitator menunjukkan hal-hal praktis bagaimana memantau proses pemilu bahkan disertakan metode-metode kecurangan-kecurangan yang mungkin bisa dilakukan oleh peserta pemilu dan tim suksesnya. Kita diajak untuk mewasdai hal-hal tersebut.

Hari Minggu, 27 September 2015

Sesi X. Penggalangan Partisipasi

Inti dari sesi ini adalah bagaimana kita mengusahakan partisipasi semakin banyak orang untuk ambil bagaian dalam keseluruhan proses pemilukada : persiapan, pemilu dan pasca pemilu. Misalnya : melibatkan banyak orang untuk mempelajari visi dan misi calon, dan membuat catatan kritis tentangnya; memantau proses kampaye dan pemilu dan mengawal kebijakan-kebijakan setelah pemilu. Usaha-usaha melibatkan semakin banyak orang secara konkret misalnya mensosialisasikan proses pembelajaran selama Sekolah Gemokrasi ini kepada orang-orang terdekat, keluarga, teman sekolah maupun rekan-rekan OMK yang lain. Bisa juga membuat jejaring di duni maya.

Sesi XI. Rencana Tindak Lanjut

Setelah mengikuti semua sesi, peserta dipandu untuk membuat Rencana Tindak Lajut. Rencana Tindak Lanjut dibuat baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota komunitas. Dari Rencana Tindak Lanjut yang dibuat oleh peserta dapat dirangkum menjadi tiga : menjadi pemilih yang cerdas dengan mengenali visi misi calon, memantau pemilukada di daerah masing-masing, dan mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah melalui media sosial dan mengajak Orang Muda Katolik yang lain. RP, Andre mencoba mengajak para peserta untuk meletakkan Rencana Tindak Lanjut ini dalam kerangka Arah Dasar Keuskupan Palangka Raya. Selain itu, ditekankan juga bahwa Rencana Tindak Lanjut ini harus : detil, sederhana, mudah diterapkan, partisipatif, punya indikasi keberhasilan, bisa diukur dan dievaluasi secara tuntas.

Sesi XII. Yesus Berpolitik

Dalama sesi terakhir RD. Haryanto memberikan pendasaran poltik bagi Orang Muda Katolik dengan melihat hidup Yesus. Selama hidupnya melalui karya dan ajaranNya Yesus juga “berpolitik”. Politik yang diajarkan Yesus bertujuan menyejahterakan semua orang. Tugas perutusan Yesus di dunia ini adalah mewartakan kerajaan Allah. Kita sebagai para pengikut Yesus, melalui rahmat baptisan mengemban tugas perutusan sebagai iman, raja dan nabi di tengah dunia masa kini. Seluruh rangkaian acara ditutup dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh RD. Haryanto. RD Haryanto menekankan bahwa meskipun sering kali orang beranggapan kalau orang muda itu sumber masalah, kita harus yakin bahwa dalam diri orang muda terdapat sumber solusi. Sebagai wujud solidaritas yang nyata, disepakati hasil kolekte dari misa pembukaan dan misa penutup (RP. 362.000) disumbangkan untuk anak-anak para buruh salah satu perusahaan kelapa sawit yang diPHK. Perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan foto bersama, kerja bakti membereskan tempat, penyerahan kenang-kenangan untuk fasilitator dan sertifikat untuk peserta, serta makan siang bersama. Selamat berjuang.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *