Peningkatan Kapasitas Team Komisi Kepemudaan Keuskupan dan Membaca Buku Pedoman Pendampingan Orang Muda katolik “Sahabat Sepeziarahan”

team Komkep Palangka RayaUntuk mengganti pertemuan rutin Team Komkep bulan April 3015, disepakati bersama akan diadakan peningkatan kapasitas team dan membaca bersama buku Buku Pedoman Pendampingan Orang Muda katolik “Sahabat Sepeziarahan”.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 18-19 April 2015 di salah satu stasi dari Paroki St. Freinademetz Telok Katingan yakni stasi Tumbang Manggu. Perjalanan dari Palangka Raya ke stasi Tumbang Manggu memerlukan waktu 3,5 jam dan harus melewati “penyeberangan tradisional” sekali. Kami bersepuluh berangkat menggunakan satu buah mobil dan satu buah motor. Jam 13.45 kami berangkat, terlambat 45 menit dari jadwal yang telah disepakati bersama.  Jam 17.15 kami baru sampai di stasi Tumbang Manggu, karena dalam perjalanan ada beberapa orang yang mual-mual alias mabuk kendaraan.

Setelah makan snack, menata barang dan mandi sore kami memulai acara evaluasi beberapa kegiatan bersama yang telah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu. Evaluasi kami tutup dengan makan malam bersama dan dilanjutkan kembali dengan membahas perencanaan beberapa program kegiatan yang akan dilaksanakan seperti ; Pertemuan OMK Dekenat Barito, Dekenat Kotawaringin Timur, Dekenat Palangka Raya, Dekenat Kotawaringin Barat, pertemuan antar komisi, dan masih banyak lagi kegiatan. Di sela-sela pembicaraan tentang kegiatan-kegiatan tersebut kami menyempatkan diri untuk membahas beberapa kegiatan OMK Indonesia : Indonesian Youth Day, dan Asian Youth Day. Kami mencoba membuat kriteria peserta kegiatan-kegiatan tersebut dan mencoba memahami maksud dan tujuannya. Beberapa program yang belum berjalan seperti pembuatan eco bag dan penyediaan alat musik juga sempat kami bahas. Acara-acara hari ini kami akhiri dengan doa malam bersama yang dipimpin oleh saudari Nanda.

Esok harinya, sebelum mengadakan ekaristi bersama umat Stasi Tumbang Manggu, kami meikmati sarapan bersama yang telah disediakan oleh ibu-ibu setempat. Ekaristi kami mulai jam 08.00 di tengah rintik hujan. Suasana sangat menyenangkan, nyaman dan bersahaja. Tepat jam 10.00 acara membaca  Buku Pedoman Pendampingan Orang Muda katolik “Sahabat Sepesiarahan”. Acara membaca buku ini dipandu oleh saudara David. Pada bagian pertama, kami masing-masing mendapat tugas untuk membaca satu bab dan menemukan kata yang menarik dari pembacaan tersebut dan menemukan alasan mengapa memilih kata itu. Pada bagian kedua dalam dua kelompok kami membagikan pengalaman membaca dan menerangkan pilihan kata yang menarik. Akhirnya pada bagian ketiga dalam pleno kami membagikan sharing kelompok. acara membaca Buku Pedoman Pendampingan Orang Muda katolik “Sahabat Sepesiarahan” berakhir tepat jam 12.00.

Selesai acara membaca buku, kami menyempatkan diri mengunjungi warisan budaya lokal yang terkenal, yakni Rumah Betang Tumbang Manggu. Rumah Betang ini begitu luar biasa besar dan semua bagian terbuat dari kayu ulin. Ada 2 rumah Betang dalam kompleks tersebut. Kami sempat melihat-lihat seluruh ruangan (yang masih ditinggali oleh pemilik dan keluarganya) dan membaca sejarahnya . Kami juga sempat bertemu dengan kepala keluarga pemilik rumah betang tersebut. Bahkan kami diterima secara adat dengan acara menabung gong dan menari manasa mengitari tiang utama yang terletak tepat di tengah-tengah ruangan selama kurang lebih 5 menit.

Hampir satu jam kami mengunjungi rumah Betang tersebut. Setelah dirasa cukup kami kembali dan mulai mengemasi pakaian dan barang-barang. Sebelum menuju kembali ke Palangka Raya kami makan siang di rumah salah seorang umat, kemudian berpamitan. Kami menyempatkan diri untuk singgah di pastoran Telok Katingan. Jam 19.00 kami tiba di Palangka Raya dengan selamat. (Andre, Barsel, David, Ellen, Ina, Lusia, Lusi, Reni L, Reni, Nanda).

  • Catatan : Komisi Kepemudaan Keuskupan Palangka Raya telah membagikan secara gratis Buku Pedoman Pendampingan Orang Muda katolik “Sahabat Sepeziarahan” ke setiap moderator OMK paroki untuk dipelajari.

Oleh: Rm. Andreas Tri Adi Kurniawan, MSF

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *