“Pengembangan Ekonomi Umat dan Pemberdayaan Kaum Lemah”. “Memuliakan Allah = Mengangkat Martabat Manusia di Tengah Dunia yang Berlari Kencang”.

“Memuliakan Allah = Mengangkat Martabat Manusia di Tengah Dunia yang Berlari Kencang”.

Memasuki hari kedua Rapat kerja Keuskupan ada beberapa tema yang sangat menarik untuk dibahas dan ditinjau bersama oleh para peserta raker. Tema yang diangkat yaitu “Pengembangan Ekonomi Umat dan Pemberdayaan kaum Lemah”. Dalam proses perwujudan guna membumikan tema tersebut maka diangkat kembali Visi-Misi dan ARDAS Keuskupan. Oleh karena itu, ARDAS hendaknya menjadi rujukan/acuan kerja bagi komisi-komisi keuskupan, kelompok kategorial, Tarekat religius yang berkarya di Keuskupan Palangkaraya, Dewan Paroki dan perangkatnya.

Mengapa Pengembangan ekonomi?

Mengarah pada kemandirian dan ketahanan finansial. Dalam menuju kemandirian dan ketahanan finansial maka diperlukan 3 pilar sebagai tanda keberlangsungan suatu lembaga.

  1. Regenerasi/kaderisasi.
  2. Dampak sosial atau aspek manfaat.
  3. Dana atau ketahanan finansial.
  1. Keberlanjutan keuangan berkaitan dengan keanekaragaman sumber dana. Kreativitas untuk fund-rising ini perlu digalang terus menerus. Fund-rising ini perlu dikelola dan dipertanggungjawabkan dengan transparan. Bisa dengan mengadakan “dana tak-terikat” atau “dana abadi”.
  2. Mengurangi ketergantungan berarti:
    1. Tidak menafikan asas solidaritas dan subsidiaritas.
    2. Mengurangi ketergantungan: membuat lembaga atau kelompok menentukan arah dirinya sendiri (intervensi, fokus donor berubah-ubah dan kehilangan jati diri)
    3. Mendukung program di bidang lain: pendidikan, lingkungan hidup, kesehatan, sosial politis, dll.
    4. Memberdayakan orang lain.

Dalam lembar yang dibagikan (hasil Raker 2013), semua program sudah dicanangkan dan kini saatnya disosialisasikan kembali dalam Raker tahun ini.

  1. Program-program Raker 2013 itu didiskusikan dan dibahasakan ulang per dekenat.
    1. Melengkapi program: detil, aplikabel,
    2. Menyortir program-program dengan menggunakan skala prioritas, urgensi, kemendesakan
    3. Menggabungkan beberapa program “sebidang”
    4. Mengklasifikasi dan merekomendasikan program dan breakdowning ke tingkat dekenat, paroki, komisi, dewan keuskupan maupun kelompok kategorial
  2. Menyosialisasikan program ke lingkup kecil (teritorial/kategorial/tarekat religius/ organisasi masyarakat) sebagai gerakan bersama.
  3. Membuat kerangka evaluasi tuntas demi menjaga kesinambungan, usaha berkelanjutan

Menindaklanjuti program Raker 2013 – 2014 kemudian diadakan sharing bersama yang memunculkan beberapa pertanyaan dan masukan. Adapun beberapa pertanyaan yang muncul yaitu; Tantangan yang sangat kuat zaman ini adalah peningkatan etos kerja. Bagaimana menanamkan sikap etos kerja dalam pelatihan-pelatihan? jawabannya adalah Mengubah mentalitas.

Membangun semangat solidaritas. Kita dikelilingi perusahaan-perusahaan. Karyawan diperlakukan semena-mena misalnya karena harga sawit turun.

Pastor Andre MSF yang menjadi pembicara menimpali: Pencerahan yang bagus! Maka silahkan dalam menyusun kembali program per deken, membahasakan ulang termasuk mempertajam permasalahan khas yang hendak dibahas.

Pertanyaan dan sharing yang kedua yaitu ada umat yang mengatakan bahwa kami yang pedalaman hidup segan, mati tak mau. Sawit makin meluas. Ini merupakan momen yang menarik, bagaimana program PSE akan kita jalankan supaya keberlangsungan ekonomi umat di pedalaman juga terjamin?

Jawabannya adalah Gereja adalah kita, maka memberi kritik dan masukan pada Gereja juga berarti memberi kritik pada kita sendiri. Maka, mari kita pertajam program, beri indikasi keberhasilan supaya kita punya semangat dalam melaksanakannya (misal: berapa persen peserta yang hadir dari target) dan jika mengirim perwakilan, pilihlah orang-orang yang dapat sungguh menggerakkan orang banyak.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *