Pada tgl 14 Oktober 2017, Bapa Uskup bersama rombongan meluncur menuju ke Kuala Kurun dalam rangka mentahbiskan Fr Benyamin Sirilus Wedu Pr menjadi Diakon. Rombongan berangkat pada Pk. 08.30 WIB. Sebelum sampai di Kuala Kurun, pada Pkl. 11.00 rombongan terlebih dahulu singgah di Stasi Sepang Kota dengan prosesi penyambutan secara sederhana oleh umat setempat. Dalam kesempatan itu, Bapa Uskup memimpin ibadat singkat untuk pemberkatan benih, tanaman, mendoakan orang sakit dan hamil serta pemberkatan alat-alat perlengkapan kerja. Ibadat dilaksanakan di gereja Stasi Sepang Kota yang dihadiri oleh umat Stasi Sepang Kota, Sepang Simin dan Rabauh. Dengan diberkatinya benih-benih padi, benih-benih tanaman serta segala alat/perlengkapan kerja, umat berharap benih-benih serta segala usaha kerja akan mendapat berkat dari Tuhan, sehingga membawa kesejahteraan bagi mereka. Usai pemberkatan, rombongan diarahkan ke rumah Ketua Stasi untuk menikmati santap siang bersama.
Setelah santap siang, rombongan yang terdiri dari 4 mobil langsung menuju ke Kuala Kurun. Tiba pada Pk. 14.30, disambut dengan upacara adat berupa pengalungan bunga, pemberian Lawung kepada Bapa Uskup dan calon Diakon, sesudahnya diantar masuk ke Pastoran dengan iringan tari-tarian daerah Daya Gunung Mas dan tari ala NTT. Sementara itu, rombongan lain dari Palangka Raya mulai berdatangan hingga kesesokan harinya, sebelum acara pentahbisan dimulai.
Upacara pentahbisan Diakonat dimulai pada Pk. 08.00WIB yang diawali dengan perarakan dari Aula Paroki menuju tenda di halaman gereja yang dijadikan sebagai tempat pelaksanaan tahbisan. Hadir pada kesempatan ini, keluarga calon Diakon, para Pastor dari Keuskupan Palangka Raya yang berjumlah 30 org, umat dari Kuala Kurun dan sekitarnya, Palangka Raya dan dari Nanga Bulik.
Dalam kotbahnya, Bapa Uskup mengingatkan kepada calon Diakon akan konsekuensi tahbisan Diakonat yang diterimanya. Seorang Diakon adalah seorang Pelayan yang bertugas untuk melayani umat Allah dengan sepenuh dan setulus hati. Supaya pelayanan itu sungguh dapat dijalankan dengan baik, tanpa direpotkan dengan urusan-urusan lainnya (misalnya urusan keluarga) maka perlu bahwa dia bersumpah untuk hidup selibat. Dengan hidup selibat seorang Diakon akan mampu memberikan diri sepenuhnya untuk tugas pelayanan yang diembankan kepadanya. Perayaan dimeriahkan dengan koor yang dinyanyikan oleh anak-anak SMA Katolik Kuala Kurun serta tari-tarian Batak dan Flores sebagai pengiring persembahan dan penutup perayaan.
Seusai perayaan liturgi tahbisan, acara dilanjutkan dengan ramah tamah yang diisi dengan sambutan-sambutan, baik dari pihak Panitia, keluarga, Diakon, Pastor
(Rm I Ketut Adi Hardana, MSF)