
Kegiatan rekoleksi ini dihadiri lebih kurang 70 anggota PRIMABATI, imam, bruder, suster dan frater. Biarawan, imam, frater, bruder dan suster dari paroki-paroki terdekat seperti : Sampit, Telok Katingan, Rungan Manuhing, Kuala Kurun, Kasongan, Parenggean, Pulang Pisau, Buntok dan Kapuas juga diundang untuk bersama-sama berekoleksi. Mereka cukup antusias menghadiri rekoleksi ini. Bahkan ada beberapa anggota PRIMABATI dari luar kota yang sudah datang satu hari sebelumnya. Beberapa anggota PRIMABATI tidak bisa hadir karena ada kegiatan lain. Sebagai evaluasi singkat, semua peserta rekoleksi merasa senang dan puas serta terbantu untuk melihat dan merenungkan kembali perjalanan panggilan dan tugas perutusan masing-masing dalam terang sukacita Injil. Apa yang disampaikan oleh romo Budi sungguh menarik dan tidak hanya itu “menampar” , menantang kita semua untuk hidup dalam sukacita.
Pada sore hari di tempat yang sama acara dilanjutkan dengan ramah tamah kurang lebih selama dua jam. Pada kesempatan ramah tamah ini masing-masing komunitas mengisi acara yang sungguh menarik dan kreatif. Dipandu oleh suster Felisia MC dan suster Bernardine SND acara berjalan dengan lancar dan meriah. Gelak tawapun memenuhi semua ruangan. Para suster SMMI menampilkan tari rohani modern disusul dengan komunitas TMM yang menampilkan tari daerah Maluku. Tidak ketinggalan pula komunitas suster KSSY dan suster SND menyumbangkan suara emas mereka. Kemudian komunitas suster SPC dan SFD bergabung bersama berjoget penuh sukacita. Romo Agus dari Kasongan mengisi acara dengan stand up comedy yang membuat kami tertawa terbahak-bahak. Komunitas keuskupan yang diwakili romo Andre mengisi acara dengan mengajak semua peserta untuk terlibat dalam gerak dan lagu. Begitupula perwakilan dari komunitas Kuala Kurun yang diwakili oleh diakon, frater ditambah bruder Paskalis MSF, menyumbangkan beberapa buah lagu. Dan terakhir, komunitas suster MC mempersembahkan sebuah puisi hasil permenungan yang dalam. Pada akhir acara suster Felis MC membagiakn hadiah bagi 10 orang yang beruntung malam itu.
Acara ramah tamah ini hanya dihadiri separuh dari peserta rekoleksi. Hal ini bisa dimaklumi karena peserta yang berasal dari luar kota harus segera pulang agar dapat mempersiapkan diri untuk karya esok harinya. Ada juga beberapa komunitas yang telah memiliki jadwal acara yang bertepatan dengan ramah tamah tersebut. Acara ramah tamah ditutup dengan makan malam bersama bapak uskup.